Rabu, 24 Desember 2014

Edukasi Bagi Wisatawan Asing & Domestik di Indonesia.

    Sangat Menjijikkan melihat sebuah foto yang diambil didekat sebuah bar dibali beberapa waktu yang lalu, seharusnya semua turis baik itu asing maupun domestik memiliki etika dalam berekspresi disuatu tempat wisata dan tetap menjaga kearifan lokal yang ada diwilayah pariwisata tersebut.

    Edukasi dalam kehidupan pariwisata diindonesia memang harus digalakkan, tujuannya adalah untuk menjaga kultur tempat wisata itu tidak rusak, menjaga kearifan lokal ditempat (lokasi) pariwisata, dan juga untuk menghindari kerusakan semisal ekosistem jika itu adalah perairan (laut), gunung , dsb. Juga untuk menghindarkan objek wisata ini sebagai komoditi "seniman" kelas kacang atom yang suka menulisi dinding , batu , pohon , dsb diarea pariwisata. Edukasi ini tidak hanya untuk wisatawan domestik namun juga berlaku untuk wisatawan mancanegara.

   Seperti yang terjadi dibali belum lama ini , dua orang wisatawan asing asal australia, yang berbuat onar dibali, dikutip dari metrobali.com , dua orang asing ini berbuat onar dengan cara mengeroyok dan kemudian menganiaya warga lokal bali yang bernama I Wayan mudipa (35) yang pada saat itu beliau menegur bule tersebut karena mengencingi areal pura milik korban dan kejadian ini terjadi pada tanggal (19/12/2014) sekitar pukul 20.50 Wita di restaurant apa kabar  yang terletak dijalan Batubolong No74, desa Canggu , kecamatan kuta utara , pada saat penganiayaan itu korban juga diancam akan dibunuh.

   Ketika berada di polsek kuta utara untuk menjelaskan kronologi peristiwa yang dialaminya itu dia mengisahkan , bahwa kedua bule itu sudah dalam keadaan mabuk berat , salah satu masuk toko dan salah satunya lagi keluar toko dan kemudian menuju ke depan pura kemudian berlanjut dengan kencing di areal pura.

   "Saya coba tegur dan marahi , tetapi dia malah maki-maki saya , dan saya juga liat temannya yang satu lagi itu kencing didalam toko sambil tertawa saat hendak berjalan mabuk ke dalam toko tiba-tiba turis yang kencing di pura langsung menyerang dan memukul kepala korban dengan botol bir dan kemudian terjadilah pengeroyokan tersebut.

   Kapolsek kuta utara Kompol Ronny E Rippang menjeaskan bahwa dua bule itu bernama Timothy O'Hehir (26) & Scott O'Hehir (22) keduanya tinggal di villa echoland , canggu , kuta. Kedua pelaku asal australia ini sudah diamankan dan dimintai keterangannya , kedua pelaku ini berupaya untuk damai tetapi dari pihak korban menolak dengan tegas.
Kedua pelaku ini dikenakan pasal 170 (penganiayaan & pengeroyokan secara bersama) dan ancaman hukumannya adalah 5 tahun dan 6 bulan.

   Yup , semoga kejadian diatas itu adalah kejadian yang bisa membuat para wisatawan asing khususnya dari australia mengerti bahwa ketika ada ratu narkotika (yang sering diberi "grasi" oleh presiden terdahulu juga dihukum di indonesia ) karena indonesia dan australia tidak mempunyai perjanjian ekstradisi, jadi mereka akan dihukum di indonesia dan diadili dengan hukum indonesia pula.

   Pada dasarnya perilaku seperti kekerasan ini dan juga aksi tangan-tangan usil yang suka mengotori batu , tembok , pohon ,mencuri terumbu karang , dsb itu acap kali dilakukan oleh para wisatawan asing maupun domestik. Jika ada yang harus turun tangan dalam mengatasi permasalahan ini seharusnya adalah kementrian pariwisata , namun juga harus di back up oleh pemerintah setempat . Namun yang lebih mendasar adalah dari hati sendiri , keinginan dari hati untuk tidak mengotori (vandalism), merusak, mencuri dan melakukan tindak kekerasan kepada masyarakat lokal di areal wisata adalah salah satu cara yang paling ampuh untuk ikut menjaga kearifan lokal yang terdapat di suatu tempat wisata.

   Indonesia dengan jutaan tempat terindah yang sering menjadi surga bagi para wisatawan asing , sering terjebak dengan seringnya masyarakat asli terpinggirkan atas nama pariwisata  , lebih tepatnya mendewakan pariwisata. jadi para wisatawan asing yang suka mengunjungi tempat hiburan malam dan mabuk terlalu berat sering tidak menghargai kearifan lokal dan masyarakat lokal yang ada di suatu tempat wisata. Benar , memang tidak semua turis asing berperilaku seperti itu, namun apapun itu slogan mendewakan pariwisata itu tidaklah relevan (jika tidak ada turis asing industri pariwisata indonesia akan mati) hal itu yang harus dibuang jauh-jauh, karena masyarakat lokal (turis domestik) juga turut membangun industri pariwisata luar dalam , jadi bukan cuma kita harus berpedoman pada stigma diatas. Sebenarnya kita kaya dan turis asing , merekalah yang butuh pariwisata kita , hiburan , liburan di negara kita dan bukan kita yang butuh mereka.

Cheer's...
~PJX~
    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar