Dunia pendidikan &
kebudayaan menghadapi tantangan yang berat, dalam hal ini adalah tentang
melestarikan budaya dan museum sebagai sebuah
tempat yang tidak hanya sebagai tempat rekreasi namun juga dapat menjadi
sarana rekreasi yang mengedukasi, minat dari para pemuda,orang
tua&masyarakat untuk belajar budaya & kesenian ,juga mencari tau
tentang apa yang bisa kita pelajari ,
makna &arti apa yang bisa kita ambil dari perjalanan hidup masyarakat kita
dari masa ke masa, dimana museum adalah salah satu tempat edukatif yang bisa
dikunjungi masyarakat , kapanpun mereka ingin berkunjung, untuk menambah
perbendaharaan memori masa lampau yang mana nilai historis itu tidak dapat
diukur oleh uang sekalipun dan tak lekang oleh waktu.
Di samping itu pergeseran nilai &
budaya global turut mempengaruhi minat pengunjung untuk datang ke museum,dan
lebih senang untuk menghabiskan liburannya ke tempat yang penuh dengan nuansa
hiburan & bukan yang bernuansa edukatif.
Sarana & Prasarana juga menjadi
sedikit kendala untuk menarik minat pengunjung ,diperlukan adanya upgrade
fasilitas untuk bisa lebih sedikit memodernisasikan museum.Seperti: penambahan HOT
SPOT ,Wi-fi, dan juga komputer touch screen yang kesemuanya itu haruslah
benar-benar berfungsi sebagaimana mestinya dan bisa dipergunakan untuk menambah
minat pengunjung & menambah informasi pengetahuan akan sejarah bagi
pengunjung yang berprinsip easy to use (mudah digunakan) oleh pengunjung ,
kerjasama dengan masyarakat jawa tengah pada umumnya juga harus di tingkatkan
sebagai upaya untuk berpromosi secara merata tanpa memandang museum hanya
sebagai tempat para sejarawan, arkeolog semata ,namun museum adalah tempat kita
semua untuk mengenang sejarah dan sarana belajar , rekreasi yang mengedukasi.
Sejarah Museum Jawa Tengah Ranggawarsita .
Perintisan
berdirinya museum jawa tengah dimulai sejak tahun 1975 oleh proyek rehabilitasi
& permuseuman jawa tengah ,kabid permuseuman dan kepurbakalaan ,perwakilan
departemen P & k Prov.jateng dan pembangunannya dilakukan
secara bertahap.Akhirnya pada tahun 1980-an
berdiri prasarana bangunan fisik berupa
gedung perkantoran dan satu gedung ruang display koleksi,dengan satu
gedung pameran tetap yaitu gedung dan dengan koleksi yang dimiliki maka tahun 1983
mulai difungsikan dengan nama museum persiapan,diresmikan pada hari sabtu
pahing ,2 april 1983 oleh gubernur jateng Soepardjo Roestam.Secara fisik museum
jawa tengah adalah museum terbesar dibanding dengan bangunan dengan gaya
arsitektur post modern .Luas bangunannya adalah 8.438m2 mencakup pendapa
,gedung pertemuan ,gedung pameran tetap,perpustakaan, laboratorium
,perkantoran,gedung deposit koleksi (storage)
dan berdiri diatas lahan seluas 2 hektare lebih.
Setelah bangunan fisik selesai maka
statusnya naik menjadi museum provinsi yang ditandai dengan pembukaan secara
resmi 2 gedung pameran tetap; gedungA,B oleh mendikbud Prof Dr.Fuad hasan pada
hari rabu wage 5 juli 1989, 2 tahun berikutnya dilakukan pembukaan gedung C
& D oleh gubernur jateng H.Ismail pada selasa pahing 1 oktober 1991, selain
itu untuk menampung koleksi emas & logam mulia di upayakan ruang pamer
khusus dengan membuka ruang pamer
koleksi emas dan logam mulia.Menjelang peresmian museum persiapan menjadi
museum negeri provinsi ,surat kakanwil depdikbud prov.jateng bernomor 1007/103/J/88 tanggal 21
juni 1988 mengusulkan 3 nama kepada gubernur jawa tengah.yaitu : Museum negeri
ranggawarsita, Museum negeri raden saleh, Museum negeri prov.jawa tengah,
selanjutnya gubernur melalui surat balasannya bernomor 431/17938 tanggal 8 juli
1988 menyetujui nama Ranggawarsita dan
mengusulkan pada mendikbud untuk menetapkan nama tersebut , akhirnya
dengan surat bernomor 0223/O/1990
tanggal 4 april 1990 mendikbud
menetapkan museum jawa tengah
dengan nama Museum negeri jawa tengah ranggawarsita.
Pengelolaan infrastruktur museum
promosi dan pemasaran.
Memori
ini berputar kembali ke tahun 2012 ,
tahun dimana saya yang pada waktu itu masih berstatus sebagai salah seorang
siswa kursus pada Balai Latihan Kerja Dan Industri Semarang (BLKI) jurusan
Bahasa inggris office, kebingungan untuk mencari tempat kerja praktek dan
tujuannya cuma satu, yaitu bertemu dengan bule (orang asing) untuk mengamalkan
ilmu yang saya dapatkan dari tempat kursus tersebut dan juga ilmu administrasi
untuk perkantoran bisa terpakai didunia kerja , setelah memutari beberapa
perusahaan dan instansi dikota semarang ini sampailah saya pada sebuah
pemikiran “Mungkin di museum saya bisa mendapatkan itu”. Kemudian banyak pengalaman yang terjadi sewaktu saya bersama satu teman saya
memulai masa magang yang singkat di museum jateng ranggawarsita ini mulai dari
tanggal 4 juni 2012 sampai 6 juli 2012 , bersama dengan sebuah cerita ini saya ingin
juga mengulas seluruh memori yang saya
punyai pada waktu yang sangat berkesan tersebut sesuai dengan tema tulisan yang
saya angkat ini.
Senin ,
4 Juni 2012 adalah hari dimana saya mengawali masa magang di museum
ranggawarsita ini, kebingungan karena tidak ada “pekerjaan” yang saya dan teman saya lakukan lalu kemudian oleh
salah seorang pegawai di lingkungan museum kami dipindah kebagian Pelayanan
tata pameran yang seingat saya di kepalai oleh ibu hermawati, nah dari hari
pertama ini kami memulai masa pengenalan lokasi mulai dari gedung A , gedung B,
gedung C , sampaidengan gedung D. yang terbersit dalam perasaan dan pendapat
kami waktu itu , museum ini sangat besar, megah namun ada di beberapa bagian
yang tampak sangat gelap, pengap dan sedikit menyeramkan. Kesan
seram dan sedikit gelap ini pernah diutarakan oleh seorang pengunjung yang
kebetulan pernah bettutur “jika saya tidak berada dalam rombongan ini (datang
sendiri) , mungkin saya tidak berani mengunjungi museum”. Namun, dalam masa
perjalanan di museum ini pula saya tidak hanya diajak bernostalgia dengan
sejarah dan bagaimana budaya jawa khususnya dilestarikan, namun juga saya
diajak untuk mengenali beberapa cara , strategi bagaimana memasarkan (teknik
berpromosi) yang kebetulan pula pada saat itu bertepatan pada tahun program
pemerintah yaitu Visit Jateng Year 2013.
Sebagai
seorang peserta magang , saya harus tau apa visi & misi tempat / instansi
dimana saya berpraktek, museum ranggawarsita mempunyai visi & misi :
Museum jawa tengah mempunyai
visi & misi yaitu:
v Visi:
ü Membangun
manusia & lingkungan alam jawa tengah yang maju & berwawasan budaya
tinggi.
v Misi:
ü Melestarikan
& mengkomunikasikan kekayaan warisan
budaya & membangun proses pembelajaran generasi penerus bangsa.
Sebuah
visi dan misi yang sangat membanggakan , dalam perjalanan magang kerja ini pula
saya jadi mengerti, tentang beberapa kebudayaan jawa yang sebelumnya belum saya
ketahui, seperti pada saat itu saya kebetulan , diajak oleh beberapa staff museum (mas zaki,
pak susilo widodo,dkk) untuk melakukan pameran keliling yang pada saat itu,
menampilkan kesenian tradisonal sintren di SMA Ksatrian 1 semarang pada saat
itu antusiasme anak-anak di sana sangat terasa, ada yang mengabadikan dengan
ponselnya, ada pula yang sibuk mengamati kenapa sang penari bisa seperti
“kerasukan makhluk gaib” , dan ada pula yang sibuk mencari di google tentang
apa itu kesenian “sintren” , ya inilah sebuah bentuk dari promosi , bentuk
pemasaran dengan sistem jemput bola, sebuah cara untuk mendekatkan budaya jawa
yang begitu luhur namun “tidak” begitu popular dimata anak-anak setingkat SMA .
Sepulang
dari pamentasan tradisional sintren itu, dimuseum ternyata sudah banyak
kinjungan yang ternyata baru saya ketahui pada bulan-bulan seperti juni-juli
yang notabene adalah masa libur sekolah , pengunjung sangat membludak dan
bahkan para pemandu yang berada di area pelayanan tata pameran pun kewalahan
dan sampai minta bantuan para peserta magang kerja, disiang itu pula saya
melihat bagaimana cara pak jumrohtul yang merupakan pegawai dilingkungan museum
memandu pengunjung yang seingat saya pada siang itu adalah rombongan dari salah
satu TK dari wilayah semarang, beliau menyampaikan detail bagian perbagian
koleksi-koleksi yang dimiliki oleh museum , mulai dari gedung A sampai dengan
gedung D , berjiwa melayani, interaktif dengan pengunjung serta informatif
dalam mendampingi pengunjung untuk mengenali apa saja cerita dibalik benda
koleksi yang di miliki oleh museum merupakan salah satu tips jitu yang saya
dapatkan dari beliau disiang itu.
Berkaitan
dengan pelayanan para pengunjung , dalam hal ini pengunjung yang berada dalam
sebuah rombongan besar (dari TK s/d
perguruan tinggi) pihak museum biasanya memberi souvenir berupa buku yang berkaitan dengan museum
ranggawasita dan kebudayaan jawa tengah khususnya , seperti buku yang masih
saya simpan yaitu:
Ø Arca
ganesha koleksi museum ranggawarsita.
Ø Ragam
seni topeng di jawa tengah.
Ø Transkripsi
dan transliterasi serat darmasonya,
Pemberian
buku ini selain sebagai bentuk souvenir , buku juga sebagai sumber ilmu yang
tidak akan lekang oleh waktu karena pada dasarnya dengan membaca sebuah buku
yang berkaitan dengan kebudayaan dan sejarah , maka dengan sendirinya si
pembaca dapat memahami apa itu arti dari tempat, gambar, benda ,dsb yang
dikunjunginya. Menurut saya souvenir ini juga sebagai layanan tambahan dan
sebagai media promosi yang sangat menarik dari segi edukasi karena medianya
adalah buku.
Ada
sebuah hal yang menarik dari proses magang kerja saya di museum ranggawarsita
ini, pada tanggal 15 juni 2012 impian saya dan teman saya untuk melakukan tatap
muka dan conversation secara langsung dengan seorang turis asing akhirnya
terwujud turis itu bernama Robert dia orang australia dan kekasihnya yang
bernama dinda yang merupakan orang indonesia , kami berbicara tentang banyak
hal , yang seingat saya pada waktu itu dia sangat mengagumi kemegahan museum
dan ruang penyimpanan uang kuno, namun Robert dan dinda ini sebenarnya tidak
mengetahui secara pasti letak dari museum ranggawarsita ini ,mereka bisa menuju
ke museum karena saran dari seorang pengemudi taksi yang menyarankan untuk
mengunjungi museum ranggawarsita, mungkin kedepan kerjasama dengan perusahaan
publik seperti perusahaan taksi atau travel agent,hotel,dsb dapat dijalin
sebagai upaya lain untuk menjaring minat dari para wisatawan asing untuk datang
dan berkunjung ke museum jateng ranggawarsita. Bersamaan dengan tahun pariwisata yang dicanangkan
pemerintah provinsi jawa tengah yaitu visit jateng year 2013 , museum
ranggawarsita juga mempunyai andil untuk ikut serta mensukseskan gelaran
tersebut dan terasa spesial disini karena saya dan kawan-kawan sesama peserta
magang kerja diberi kesempatan untuk turut “mempromosikan” mengenalkan lebih
dekat kepada masyarakat tentang museum ranggawarsita beserta koleksinya pada
tanggal 29 juni – 8 juli 2012 , dalam
acara Jateng Fair 2012 yang dihelat di PRPP Semarang dan dikesempatan
ini pula saya berkesempatan untuk melihat jawa tengah secara lebih luas baik
secara kebudayaan, kehidupan sosial masyarakatnya yang heterogen dan juga
mengamati secara langsung kehidupan sejarah yang dalam hal ini adalah
museum-museum di wilayah jawa tengah khususnya yang ikut pada acara tersebut. Didalam
acara ini pula saya berkesempatan untuk melihat museum Mandala Bhakti yang juga
berada dikota semarang , tetapi dalam hal ini museum mandala dikelola oleh TNI
AD , sempat juga berbincang sejenak dengan pengelola museum yang berkata bahwa
museumnya sedikit sepi, karena mungkin menurut bapak yang saya ajak dialog
waktu itu, koleksi dari museum mandala cuma terbatas pada alutsista (alat utama
system senajata), foto-foto, dokumen, dsb yang berkaitan dengan pertahanan
Negara yang khususnya adalah berada diwilayah KODAM IV/Diponegoro dan bapak
yang berpangkat kapten itu juga berkata “mungkin museum ini kurang berpromosi
kepada masyarakat”, ya sekali lagi promosi.
Pada
Jateng fair 2012 juga saya sempat melihat presentasi dari pegawai pada museum
sangiran . Museum sangiran ini terletak di kabupaten sragen dan berada dibawah
kementrian pendidikan dan kebudayaan direktorat jenderal kebudayaan dan didalam
presentasi yang disajikan oleh staff dari museum sangiran tersebut membuat
pengunjung dari jateng fair pada waktu itu terkesima akan sejarah museum,
bangunan museum dan juga infrasturuktur yang terawatt dengan sangat baik juga
dengan koleksinya yang khusus, karena museum sangiran ini adalah museum yang
khusus untuk mendisplay kehidupan dan rekam jejak manusia purba. Satu lagi kenangan indah saya yang berkaitan
dengan kehidupan kesenian dan budaya jawa tengah di museum ranggawarsita adalah
tentang padelaran wayang kulit yang dihelat pada saat museum berulang tahun ,
dipagi hari kami para peserta magang kerja dan para pegawai dari museum
berolahraga dan jalan sehat bersama juga ada berbagai lomba , kemudian malam
harinya ada pagelaran wayang kulit yang kalau tidak salah acara ini berlangsung
pada tanggal 5 juli 2012 , animo masyarakat sekitar museum dan juga para
penggemar berat wayang terlihat dilokasi acara berlangsung yaitu di halaman
depan atau tepatnya di pendopo museum dan sepanjang yang saya tau acara ini
gratis alias tidak dipungut tiket masuk .
Pada
bagian akhir dari tulisan saya ini , akan saya ulas tentang kelebihan dan kekurangan dari Museum jawa tengah ranggawarsita yang terletak
di jalan abdulrahman saleh no1 semarang, yang semoga saja bisa untuk masukan
kedepan bagi kehidupan pariwisata masyarakat di Jawa tengah khususnya .
1).
Gedung (infrastruktur)
Dengan
luas bangunan yang mencapai 2 hektare yang terdiri dari gedung A,B,C,D , ruang
penyimpanan koleksi (storage), perkantoran yang dilengkapi perpustakaan yang
berkaitan dengan sejarah ,dsb , gerai souvenir ,pos security, pendopo yang
luas, gedung pertemuan yang biasanya di sewakan untuk resepsi pernikahan.
Museum ini sudah dapat dikatakan sangat representative untuk menjadi kebanggaan
masyarakat jawa tengah, namun pada saat saya melaksanakan magang kerja disana
ada beberapa bagian yang tidak dilengkapi alat keamanan seperti CCTV yang “ada”
namun tidak berfungsi semestinya. Missal nya CCTV yang berada di ruang
penyimpanan koleksi emas. Keamanan juga harus diperhatikan mengingat kasus
pencurian yang pernah terjadi di museum radya pustaka solo, pencahayaan juga
harus diperhatikan untuk mengurangi kesan “seram” yang terlintas dibenak
pengunjung.Satu lagi adalah penambahan wahana yang variatif untuk memikat minat
pengunjung museum untuk semakin dekat dengan dunia museum , yang dalam hal ini
museum ranggawarsita sudah memiliki sebuah ruang untuk memutar film bersejarah
tentang kebuadayaan, sejarah, dunia prasaejarah ,dsb dalam bentuk 3D dan hal
ini patut di apresiasi dan dirawat atas fasilitas yang ada tersebut.
2).
Promosi di dunia maya , media cetak , elektronik.
Dunia
pariwisata tidak pernah bisa terlepas dari dunia maya (internet) dalam hal ini
museum sudah selangkah lebih maju dengan memiliki situs web www.musumranggawarsita.com
, facebook , dan twitter resmi ini adalah bagian kemajuan teknologi yang harus
dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Menggandeng media partner seperti
media TV Lokal untuk meliput berbagai kegiatan yang sedang dihelat museum ,
stasiun radio juga bisa menjadi media partner selain media cetak
(Koran,majalah) juga bisa menjadi alternative lain dalam hal ini sebagai media
promosi.
3).Kerjasama
dengan pihak luar museum
Mungkin
dengan membuat MoU (Memorandum of Understanding) dengan berbagai pihak seperti hotel, biro travel,
perusahaan taksi , dsb untuk ikut membantu mempromosikan museum kepada
wisatawan domestic atau pun manca Negara yang mengunjungi semarang , dan
akhirnya terbentuk sebuah simbiosis mutualisme yang saling menguntungkan.
4).
Pameran keliling
Mengadakan
pameran keliling dengan system jemput bola , maksudnya dengan mengunjungi
secara langsung dan mempresentasikan museum ranggawarsita , misalnya dengan
melakukan pertunjukan kesenian di TK,SD,SMP,SMA atau SMK untuk mengenalkan
budaya jawa tengah dan museum jateng itu sendiri.
5).
Souvenir dan merchandise
Sesuatu
yang tidak bisa dilepaskan dari dunia
pariwisata adalah souvenir dan merchandise ketika saya melaksanakan magang
kerja disana potensi ini belum disentuh, misal dengan membuat baju dengan
desain yang menawan yang berkaitan dengan museum ranggawarsita , membuat
sticker, gantungan kunci , dsb . seperti yang sering kita lihat di daerah
pariwisata seperti jogja dan bali, tetapi dalam hal tetaplah harus memberdayakan
masyarakat sekitar (warga lokal semarang, dan sekitarnya) jawa tengah
khususnya.
6).
Kerjasama antar museum
Dalam
hal ini adalah sebuah ide/ gagasan untuk menjalin kerjasama dan saling
mempromosikan satu museum dengan museum yang lainnya , sebagai contoh museum
mandala bhakti yang dikelola oleh TNI AD bekerja sama dengan museum
ranggawarsita yang dalam hal ini adalah dengan menitipkan berbagai macam
koleksi dari museum mandala untuk di rawat dan dipamerkan dimuseum
ranggawarsita dan hal ini sudah dilakukan dan saya sudah melihatnya secara
nyata, hal ini juga dapat dilakukan oleh museum-museum lain di wilayah jawa
tengah dengan saling membentuk sebuah kerjasama dan saling mempromosikan
Museum jawa tengah Ranggawarsita
Sebuah jejak sejarah di jawa tengah yang kini semakin terlupakan