Selasa, 30 Oktober 2018

Potong Rambut Bersama Ex Chef.

Siang yang panas, gerah ingin beli minum tapi 
tidak haus dan ternyata yang aku butuh adalah 
tukang cukur yang kalau dalam bahasa sekarang 
adalah baberman yang berdinas di barbershop.

Segera, kulajukan kendaraan yang dikayuh dan 
tidak keren untuk ukuran gaya hidup masa kini 
yang lebih menampilkan tampilan tanpa 
mementingkan esensi hidup, ya dialah sepeda alat transportasi ramah lingkungan. bahan bakarnya cuma nasi goreng dan es teh haha.

Sampailah di tempat cukur murah meriah tanpa 
pendingin ruangan walau tulisan di papan tempat potong rambut adalah barber shop. "Dibuka aja 

mas, panas nih" begitu awal mula si barberman 
membuka kata selamat datangnya setelah aku duduk.
Pertanyaan yang standar diucapkan para barberman 
selanjutnya adalah "mau dipotong model apa mas?".
Dia masih muda, bertato tapi sopan dengan interaksi 
yang baik dan gestur melayani yang sangat baik,
lumayan untuk ukuran pemuda seumurannya. 

Usut punya usut seiring dengan cerita yang 
mengalir, saya baru tau kalau dia ternyata adalah 
mantan koki atau yang dalam bahasa inggris 
disebut chef.

Pantas saja setelah sesi potong rambut itu 
selesai, hasilnya malah rambutku mirip artis 
k-pop. Tapi intisari dari hasil potong rambut 
yang tidak sesuai selera ini adalah apapun masa 
lalu kita, jika kita mau belajar kita bisa 
mempelajari dunia baru dan bahkan bisa menjadi 
sumber rezeki, 

dan disini aku tidak memposisikan 
diri sebagai pelanggan adalah raja karena hasil 
potong rambut yang tidak sesuai. Karena slogan 
customer is a king adalah slogan yang kadang 
tidak sesuai ketika kita mendapat value pencerahan, 
motivasi dari kehidupan orang lain.

cheers

-PJX-