Siang yang panas, gerah ingin beli minum tapi
tidak haus dan ternyata yang aku butuh adalah
tukang cukur yang kalau dalam bahasa sekarang
adalah baberman yang berdinas di barbershop.
Segera, kulajukan kendaraan yang dikayuh dan
tidak keren untuk ukuran gaya hidup masa kini
yang lebih menampilkan tampilan tanpa
mementingkan esensi hidup, ya dialah sepeda alat transportasi ramah lingkungan. bahan bakarnya cuma nasi goreng dan es teh haha.
Sampailah di tempat cukur murah meriah tanpa
pendingin ruangan walau tulisan di papan tempat potong rambut adalah barber shop. "Dibuka aja
mas, panas nih" begitu awal mula si barberman
membuka kata selamat datangnya setelah aku duduk.
Pertanyaan yang standar diucapkan para barberman
selanjutnya adalah "mau dipotong model apa mas?".
Dia masih muda, bertato tapi sopan dengan interaksi
yang baik dan gestur melayani yang sangat baik,
lumayan untuk ukuran pemuda seumurannya.
Usut punya usut seiring dengan cerita yang
mengalir, saya baru tau kalau dia ternyata adalah
mantan koki atau yang dalam bahasa inggris
disebut chef.
Pantas saja setelah sesi potong rambut itu
selesai, hasilnya malah rambutku mirip artis
k-pop. Tapi intisari dari hasil potong rambut
yang tidak sesuai selera ini adalah apapun masa
lalu kita, jika kita mau belajar kita bisa
mempelajari dunia baru dan bahkan bisa menjadi
sumber rezeki,
dan disini aku tidak memposisikan
diri sebagai pelanggan adalah raja karena hasil
potong rambut yang tidak sesuai. Karena slogan
customer is a king adalah slogan yang kadang
tidak sesuai ketika kita mendapat value pencerahan,
motivasi dari kehidupan orang lain.
cheers
-PJX-